Kalo mau dibilang edan, ya edan kali. Bodo ah! Soalnya, kamu yang pada
baca tulisan ini juga pada edan. Iya kan? Kenapa aku bilang edan? Sebab
aku merupakan salah seorang guru di sebuah sekolah swasta di bilangan
Jakarta, dan aku mengajar salah satu pelajaran eksak di tingkat SLTP.
Itulah perkenalanku, dan kisah yang akan aku ceritakan ini adalah kisah
nyata. Begini ceritanya.
Kata murid-muridku aku mengajar enak sekali, sehingga apa yang ku
sampaikan mereka memahaminya, oleh karena itu banyak murid-muridku yang
ngefan terhadapku. Salah seorang yang ngefan banget padaku namanya
Merry, luar biasa anak ini. Inginnya selalu saja ingin dekat denganku,
ada saja alasannya untuk bisa berkomunikasi denganku. Sebagai seorang
guru aku selalu berusaha menghindar darinya.
baca tulisan ini juga pada edan. Iya kan? Kenapa aku bilang edan? Sebab
aku merupakan salah seorang guru di sebuah sekolah swasta di bilangan
Jakarta, dan aku mengajar salah satu pelajaran eksak di tingkat SLTP.
Itulah perkenalanku, dan kisah yang akan aku ceritakan ini adalah kisah
nyata. Begini ceritanya.
Kata murid-muridku aku mengajar enak sekali, sehingga apa yang ku
sampaikan mereka memahaminya, oleh karena itu banyak murid-muridku yang
ngefan terhadapku. Salah seorang yang ngefan banget padaku namanya
Merry, luar biasa anak ini. Inginnya selalu saja ingin dekat denganku,
ada saja alasannya untuk bisa berkomunikasi denganku. Sebagai seorang
guru aku selalu berusaha menghindar darinya.
Suatu saat, akau tak dapat lagi menghindar dari Merry, karena waktu itu
aku mendapat tugas dari sekolah untuk mengajar bimbel bagi siswa/i kelas
tiga. Aku selalu mengoreksi hasil post tes pada hari itu juga sebab jika
aku mengoreksi di rumah pasti saja terganggu oleh anak-anakku. Ketika
aku sedang asyik mengoreksi seorang diri di ruang guru, aku dikejutkan
oleh kedatangan seorang murid wanitaku, Kiki namanya.
“Belum selesai Pak ngoreksinya?”
“Eh Kiki, kamu koq belum pulang?” kataku.
“Mendung Pak saya takut kehujanan di jalan, dan juga nemenin Merry,
katanya ada perlu sama Bapak”.
“O, ya! Mana Merrynya?”.
“Itu Pak, sahut Kiki”
aku mendapat tugas dari sekolah untuk mengajar bimbel bagi siswa/i kelas
tiga. Aku selalu mengoreksi hasil post tes pada hari itu juga sebab jika
aku mengoreksi di rumah pasti saja terganggu oleh anak-anakku. Ketika
aku sedang asyik mengoreksi seorang diri di ruang guru, aku dikejutkan
oleh kedatangan seorang murid wanitaku, Kiki namanya.
“Belum selesai Pak ngoreksinya?”
“Eh Kiki, kamu koq belum pulang?” kataku.
“Mendung Pak saya takut kehujanan di jalan, dan juga nemenin Merry,
katanya ada perlu sama Bapak”.
“O, ya! Mana Merrynya?”.
“Itu Pak, sahut Kiki”
Kemudian aku persilakan masuk mereka berdua keruang guru yang sepi itu,
karena hujanpun turun dengan lebatnya. Kami ngobrol-ngobrol bertiga,
posisi duduk Merry disebelah kananku sedang Kiki didepanku.
Setelah cukup lama kami berbincang-bincang, Merry mengatakan, “Pak boleh
engga saya lihat nilai saya?” seraya mendekat padaku dengan cepat.
Aku katakan, “Ee jangan”, sambil aku ambil buku nilai di depanku dan ku
angkat ke atas, tak disangka tak diduga Merry berusaha mengambil buku
nilai itu sebisanya hingga badannya menempel ke badanku oh.. oh, aku
merasakan harum tubuhnya dan kenyalnya payudara Merry yang baru tumbuh
itu, wow dalam sekejap si iblis melupakanku bahwa aku seorang guru, aku
mulai cari akal agar dapat dengan bebas melayani nafsu si Merry. Bagai
pucuk dicinta ulam tiba. Tiba-tiba Kiki pamit keluar ruangan, karena
mungkin sudah berhasil tugasnya mengantarkan Merry bertemu denganku.
karena hujanpun turun dengan lebatnya. Kami ngobrol-ngobrol bertiga,
posisi duduk Merry disebelah kananku sedang Kiki didepanku.
Setelah cukup lama kami berbincang-bincang, Merry mengatakan, “Pak boleh
engga saya lihat nilai saya?” seraya mendekat padaku dengan cepat.
Aku katakan, “Ee jangan”, sambil aku ambil buku nilai di depanku dan ku
angkat ke atas, tak disangka tak diduga Merry berusaha mengambil buku
nilai itu sebisanya hingga badannya menempel ke badanku oh.. oh, aku
merasakan harum tubuhnya dan kenyalnya payudara Merry yang baru tumbuh
itu, wow dalam sekejap si iblis melupakanku bahwa aku seorang guru, aku
mulai cari akal agar dapat dengan bebas melayani nafsu si Merry. Bagai
pucuk dicinta ulam tiba. Tiba-tiba Kiki pamit keluar ruangan, karena
mungkin sudah berhasil tugasnya mengantarkan Merry bertemu denganku.
Tinggallah kami berdua dalam ruang guru, Merry yang sedari tadi dekat
denganku itu makin mendekat, tanpa kusadari penisku tegak tak
terkendali. Di satu kesempatan kupeluklah Merry, dari belakang dan
kukecup lehernya serta kuremas payudaranya yang baru tumbuh itu, dia
menggelinjang kenikmatan, tak lama setelah itu terdengar langkah sepatu
Kiki mendekat, kami pun saling melepas peluk dan menjauh, sambil
kukatakan “Nanti aku telepon kamu”. Merry hanya mengangguk.
denganku itu makin mendekat, tanpa kusadari penisku tegak tak
terkendali. Di satu kesempatan kupeluklah Merry, dari belakang dan
kukecup lehernya serta kuremas payudaranya yang baru tumbuh itu, dia
menggelinjang kenikmatan, tak lama setelah itu terdengar langkah sepatu
Kiki mendekat, kami pun saling melepas peluk dan menjauh, sambil
kukatakan “Nanti aku telepon kamu”. Merry hanya mengangguk.
Malam harinya sekitar pukul 20.00 aku telepon Merry, kami
berbincang-bincang, yang berakhir dengan ku tembaknya Merry, dan
ternyata itulah yang diharapkannya. Giillaa, Merry mendambakanku sebagai
kekasihnya. Aku coba mengajaknya jalan pada hari minggu, karena
kebetulan hari minggu itu aku mendapat tugas mencari villa disekitar
puncak untuk acara organisasi sekolahku, dia pun menyetujuinya.
berbincang-bincang, yang berakhir dengan ku tembaknya Merry, dan
ternyata itulah yang diharapkannya. Giillaa, Merry mendambakanku sebagai
kekasihnya. Aku coba mengajaknya jalan pada hari minggu, karena
kebetulan hari minggu itu aku mendapat tugas mencari villa disekitar
puncak untuk acara organisasi sekolahku, dia pun menyetujuinya.
Sesuai janji minggu pagi-pagi sekali aku sudah berangkat, untuk bertemu
Merry disetasiun yang telah ditentukan. Kami berangkat menggunakan KA
Jabotabek, ternyata Merry begitu romantis sekali sepanjang perjalanan
aku dipegangi, dan jika ada kesempatan ia memelukku, aduh! aku
benar-benar tidak membayangkan sebelumnya punya pacar gelap seorang ABG
cantik nan sensual (Seperti Nafa Urbach). Akhirnya sampailah kami
ketempat yang dituju, setelah aku membooking villa yang kumaksud maka
kami pun berniat pulang.
Namun kata Merry, “Pak aku capek nih, istirahat dulu dong.”
“Wah dimana Mer?”
“Itu ada hotel” seraya menunjukan tangannya ke seberang jalan tempat
kami berada.
Aku menjawab secepatnya, “OK, deh.”
Merry disetasiun yang telah ditentukan. Kami berangkat menggunakan KA
Jabotabek, ternyata Merry begitu romantis sekali sepanjang perjalanan
aku dipegangi, dan jika ada kesempatan ia memelukku, aduh! aku
benar-benar tidak membayangkan sebelumnya punya pacar gelap seorang ABG
cantik nan sensual (Seperti Nafa Urbach). Akhirnya sampailah kami
ketempat yang dituju, setelah aku membooking villa yang kumaksud maka
kami pun berniat pulang.
Namun kata Merry, “Pak aku capek nih, istirahat dulu dong.”
“Wah dimana Mer?”
“Itu ada hotel” seraya menunjukan tangannya ke seberang jalan tempat
kami berada.
Aku menjawab secepatnya, “OK, deh.”
Di dalam kamar hotel, aku sangat kikuk, tapi aku pikir ah masa kalah
sama anak yang bedanya 20 tahun lebih muda dariku, aku berusah
menenangkan diri, kemudian bersih-bersih badan. Merry pun begitu.
Setelah itu kami ngobrol diatas tempat tidur sambil menonton televisi,
seraya mulai tatap menatap, yang kemudian saling mendekat, saling
membelai dan akhirnya ku kecup kening mary, selanjutnya kulumat bibirnya
yang sensual itu dia pun membalasnya, ketika kurujak bibirnya tanganku
bergrilya masuk kedalam kaosnya kucari puting susunya yang kecil itu
kupilin perlahan-lahan teranya olehku badannya merinding sambil
melenguh-lenguh suaranya.
sama anak yang bedanya 20 tahun lebih muda dariku, aku berusah
menenangkan diri, kemudian bersih-bersih badan. Merry pun begitu.
Setelah itu kami ngobrol diatas tempat tidur sambil menonton televisi,
seraya mulai tatap menatap, yang kemudian saling mendekat, saling
membelai dan akhirnya ku kecup kening mary, selanjutnya kulumat bibirnya
yang sensual itu dia pun membalasnya, ketika kurujak bibirnya tanganku
bergrilya masuk kedalam kaosnya kucari puting susunya yang kecil itu
kupilin perlahan-lahan teranya olehku badannya merinding sambil
melenguh-lenguh suaranya.
Akhirnya kubuka kaosnya serta branya yang baru bernomor 34, begitu
kubuka wow, pemandangan yang sangat indah, payudara kecil nan menantang
dipuncaknya berwarna coklat muda dengan puting yang kecil, segera saja
aku kulum puting kecil itu, rasanya akan kutelan saja payudaranya, dia
menggelinjang-gelinjang kenikmatan, sejurus kemudian kubuka juga rok
nya, mulai aku bergrilya kedaerah yang jauh dibawah sana, kuterobos
celana dalamnya kuusap-usap bukit venusnya dengan rambut-rambut halus
yang menambah betah tanganku disana. beberapa saat kemudian kucoba
menguak labium mayoranya, ternyata sudah basah, kucari clitorisnya
setelah ketemu kusap-usap perlahan sekali. Erangan-erangan yang tadinya
halus mulai terdengar liar menambah semangat jari-jariku menari
disela-sela lembah kenikmatan.
“Bapak curang, buka juga dong bajunya.” katanya memecah konsentrasi.
“OK, OK .” Kataku dengan semangat sambil membuka kaos dan celana panjangku.
Kami berpelukan erat sekali, berciuman, berguling kekanan dan kekiri
luar biasa. Akhirnya aku tidak tahan lagi, kutawarkanlah padanya untuk
coitus.
“Mer, kita senggama ya!”
“Jangan Pak!” katanya.
“Kamu engga mau? Enak lho Mer”, rayuku sambil meraba-raba kemaluannya.
kubuka wow, pemandangan yang sangat indah, payudara kecil nan menantang
dipuncaknya berwarna coklat muda dengan puting yang kecil, segera saja
aku kulum puting kecil itu, rasanya akan kutelan saja payudaranya, dia
menggelinjang-gelinjang kenikmatan, sejurus kemudian kubuka juga rok
nya, mulai aku bergrilya kedaerah yang jauh dibawah sana, kuterobos
celana dalamnya kuusap-usap bukit venusnya dengan rambut-rambut halus
yang menambah betah tanganku disana. beberapa saat kemudian kucoba
menguak labium mayoranya, ternyata sudah basah, kucari clitorisnya
setelah ketemu kusap-usap perlahan sekali. Erangan-erangan yang tadinya
halus mulai terdengar liar menambah semangat jari-jariku menari
disela-sela lembah kenikmatan.
“Bapak curang, buka juga dong bajunya.” katanya memecah konsentrasi.
“OK, OK .” Kataku dengan semangat sambil membuka kaos dan celana panjangku.
Kami berpelukan erat sekali, berciuman, berguling kekanan dan kekiri
luar biasa. Akhirnya aku tidak tahan lagi, kutawarkanlah padanya untuk
coitus.
“Mer, kita senggama ya!”
“Jangan Pak!” katanya.
“Kamu engga mau? Enak lho Mer”, rayuku sambil meraba-raba kemaluannya.
Cumbu rayu, isap menghisap, raba-meraba terus kami lakukan, yang jelas
sebenarnya aku sudah nggak tahan tapi aku menahan diri. Sampailah
akhirnya pada puncak cumbu rayu, ku arahkan kepalaku ke kemaluannya.
Kubuka celana dalamku dan kubuka juga celana dalamnya ternyata Merry
diam saja setelah itu kuisap-isap clitorisnya entah berapa kali dia
orgasme, yang jelas perawan itu kenikmatan beberapa saat kemudian
kuarahkan batang penisku pada liang vaginanya, ketika sudah pada
sasarana yang tepat kutekan perlahan sekali, kemudian kudiamkan, vagina
yang sudah basah itu seperti menarik batang kenikmatanku perlahan-lahan.
Woow batangku masuk perlahan. Panas, licin dan terasa ada cengkraman
yang kuat sekali didalam sana, aku terpejam nikmat, setelah Merry
beradaptasi dengan batangku yang berada didalam baru kugerakan penisku
perlahan-lahan, lagi-lagi ia mengerang hebat seraya memelukku erat sekali.
“Terus Pak, terus, teruus. eehh, eehh.. oo.. hh.”
Rupanya ia orgasme kembali. Kuakui nikmat sekali bersenggama dengan
Merry, akhirnya akupun ingin keluar hingga kucabut batangku dari liang
surga kumuntahkan spermaku diluar agar tidak hamil. Setelah puas kami
pulang ke Jakarta dengan keadaan yang berbeda. Aku merasa lebih memiliki
Merry dan Merry pun demikian.
sebenarnya aku sudah nggak tahan tapi aku menahan diri. Sampailah
akhirnya pada puncak cumbu rayu, ku arahkan kepalaku ke kemaluannya.
Kubuka celana dalamku dan kubuka juga celana dalamnya ternyata Merry
diam saja setelah itu kuisap-isap clitorisnya entah berapa kali dia
orgasme, yang jelas perawan itu kenikmatan beberapa saat kemudian
kuarahkan batang penisku pada liang vaginanya, ketika sudah pada
sasarana yang tepat kutekan perlahan sekali, kemudian kudiamkan, vagina
yang sudah basah itu seperti menarik batang kenikmatanku perlahan-lahan.
Woow batangku masuk perlahan. Panas, licin dan terasa ada cengkraman
yang kuat sekali didalam sana, aku terpejam nikmat, setelah Merry
beradaptasi dengan batangku yang berada didalam baru kugerakan penisku
perlahan-lahan, lagi-lagi ia mengerang hebat seraya memelukku erat sekali.
“Terus Pak, terus, teruus. eehh, eehh.. oo.. hh.”
Rupanya ia orgasme kembali. Kuakui nikmat sekali bersenggama dengan
Merry, akhirnya akupun ingin keluar hingga kucabut batangku dari liang
surga kumuntahkan spermaku diluar agar tidak hamil. Setelah puas kami
pulang ke Jakarta dengan keadaan yang berbeda. Aku merasa lebih memiliki
Merry dan Merry pun demikian.
Sejak kejadian itu kami jadi kecanduan melakukannya, pernah suatu saat
rupanya Merry ingin melepas “hajat”-nya, maka janjianlah kita untuk
jalan setelah Merry pulang sekolah (saat itu ia telah SMU) akhirnya kami
nonton di bioskop kelas kambing dengan film mesum pada jam pertunjukan
siang, agar jarang yang nonton karena memang niatnya adalah senggama,
kami pilih tempat duduk di belakang, begitu pertunjukan mulai mulai juga
kami lakukan Foreplay kira-kira tiga puluh menit kemudian aku gelar
jaketku dibawah kursi Merry, aku pindah duduk dibawah persis menghadap
kemaluan Merry, kuisap klitorisnya sampai ia puas, setelah itu aku
melakukan coitus dalam keadaan Merry duduk dan aku berdiri, nikmatnya
luar biasa.
rupanya Merry ingin melepas “hajat”-nya, maka janjianlah kita untuk
jalan setelah Merry pulang sekolah (saat itu ia telah SMU) akhirnya kami
nonton di bioskop kelas kambing dengan film mesum pada jam pertunjukan
siang, agar jarang yang nonton karena memang niatnya adalah senggama,
kami pilih tempat duduk di belakang, begitu pertunjukan mulai mulai juga
kami lakukan Foreplay kira-kira tiga puluh menit kemudian aku gelar
jaketku dibawah kursi Merry, aku pindah duduk dibawah persis menghadap
kemaluan Merry, kuisap klitorisnya sampai ia puas, setelah itu aku
melakukan coitus dalam keadaan Merry duduk dan aku berdiri, nikmatnya
luar biasa.
Disaat lain aku lakukan dirumah orangtuaku kebetulan kedua orang tua ku
pulang kampung dan aku disuruh menunggui rumah orangtuaku itu.
sebelumnya kusiapkan VCD porno sebanyak 4 CD. Rumah orangtaku yang luas
itu hanya kami berdua yang menghuninya. Aku lakukan hubungan badan
sepuas-puasnya, dengan Merry sayangku.
pulang kampung dan aku disuruh menunggui rumah orangtuaku itu.
sebelumnya kusiapkan VCD porno sebanyak 4 CD. Rumah orangtaku yang luas
itu hanya kami berdua yang menghuninya. Aku lakukan hubungan badan
sepuas-puasnya, dengan Merry sayangku.
Pernah juga aku melakukan hubungan intim di berbagai hotel melati di
Jakarta dan Bogor, semuanya kami lakukan dengan suka sama suka selama
tiga tahun total hubungan yang kami lakukan krang lebih enam puluh kali.
Akhirnya kami menyadari bahwa hal ini harus berakhir, karena saya sudah
punya istri dengan empat orang anak, sedangkan Merry harus meniti karir
sebagai seorang sarjana teknik, sampai saat ini hubungan kami tidak ada
yang mengetahui dan kabarnya Merry sudah mempunyai calon suami.
Jakarta dan Bogor, semuanya kami lakukan dengan suka sama suka selama
tiga tahun total hubungan yang kami lakukan krang lebih enam puluh kali.
Akhirnya kami menyadari bahwa hal ini harus berakhir, karena saya sudah
punya istri dengan empat orang anak, sedangkan Merry harus meniti karir
sebagai seorang sarjana teknik, sampai saat ini hubungan kami tidak ada
yang mengetahui dan kabarnya Merry sudah mempunyai calon suami.
Aku sendiri saat ini sudah tidak menjadi guru, saat ini aku
berwiraswasta. Pengalamanku bersama Merry membuat aku menjadi pecandu
coitus, jika aku hubungan badan kadang-kadang aku heran sendiri karena
“penisku kaga ade matinye” karena sekarang aku jadi pecandu, sedangkan
aku ngga ingin ngeluarin uang maka aku kini nyambi sebagai cowok
panggilan, aku jadi cowok panggilan karena yang panggil aku biasanya
yang buas-buas alias hiper sex, nah aku suka itu.
berwiraswasta. Pengalamanku bersama Merry membuat aku menjadi pecandu
coitus, jika aku hubungan badan kadang-kadang aku heran sendiri karena
“penisku kaga ade matinye” karena sekarang aku jadi pecandu, sedangkan
aku ngga ingin ngeluarin uang maka aku kini nyambi sebagai cowok
panggilan, aku jadi cowok panggilan karena yang panggil aku biasanya
yang buas-buas alias hiper sex, nah aku suka itu.
Pernah aku dipanggil oleh seorang ibu muda beranak satu, setelah dia
bertemu denganku rupanya dia meragukan kemampuanku karena usiaku yang
sudah tigapuluh sembilan tahun, akhirnya aku kasih dia garansi jika aku
keluar duluan aku yang menservice dia tapi nyatanya ibu muda itu
ketagihan terhadapku. Aku dalam hubungan tidak mencari uang tapi yang ku
cari happy aja, happy yang gratis, begitulah kira-kira.
bertemu denganku rupanya dia meragukan kemampuanku karena usiaku yang
sudah tigapuluh sembilan tahun, akhirnya aku kasih dia garansi jika aku
keluar duluan aku yang menservice dia tapi nyatanya ibu muda itu
ketagihan terhadapku. Aku dalam hubungan tidak mencari uang tapi yang ku
cari happy aja, happy yang gratis, begitulah kira-kira.
Minggu depan aku sudah diwanti-wanti untuk siap-siap menservice seorang
wanita setengah baya (46 tahun) istri seorang pejabat di Kalimantan yang
akan ke Jakarta, Ibu ini walau umurnya sudah cukup tapi masih sangat
enerjik, badannya sintal, payudaranya padat, tatapannya penuh dengan
kemesuman. Beberapa hari yang lalu HP ku bunyi.
Ternyata Tante S yang telepon, katanya, “Anton, minggu depan Tante mau
ke Jakarta kamu harus puasin Tante, seperti yang lalu ya”.
Aku jawab saja, “OK, Tante!”
wanita setengah baya (46 tahun) istri seorang pejabat di Kalimantan yang
akan ke Jakarta, Ibu ini walau umurnya sudah cukup tapi masih sangat
enerjik, badannya sintal, payudaranya padat, tatapannya penuh dengan
kemesuman. Beberapa hari yang lalu HP ku bunyi.
Ternyata Tante S yang telepon, katanya, “Anton, minggu depan Tante mau
ke Jakarta kamu harus puasin Tante, seperti yang lalu ya”.
Aku jawab saja, “OK, Tante!”
Posting Komentar