LAKI-LAKI LAIN DI RANJANG

|| || || Leave a komentar


http://beritacinta.blogspot.com

Setengah sadar dia segera menghambur duduk! Seorang lelaki separuh baya tanpa sehelai benangpun tertidur lelap di sisinya. Di ranjang kamarnya. Ya kamar di rumah mewah berlantai dua, tempat  biasa saling memadu cinta. Ranjang yang selalu ia gunakan berdua Dengan suami tercintanya.

Cerpen Fitri Y. Yeye
Namanya Tyara, nama yang sangat indah seindah wajahnya. Suaminya lebih senang memanggilnya Tya. Dia wanita yang cerdas, punya karier di luar rumah selain sebagai ibu rumah tangga. Dia juga istri yang baik sangat menyayangi keluarga. Mas Tomi, lelaki yang sejak 10 thn terakhir ada mengisi hari-harinya.
Kehiduan rumah tangga mereka sangat bahagia, apalagi semenjak mereka dikarunia dua putri yang cantik-cantik. Kini mereka sudah beranjak remaja, kehangatan dalam keluarga itu terasa sungguh tidak ada yang kurang. Sampai suatu malam menjadi sumber petaka dalam hidupnya.
Tubuhnya menggeliat merentangkan kedua tangannya. Lelah, tulang-tulangnya terasa remuk. Susah payah ia membuka mata yang masih terasa berat. Seperti ada beban yang menghimpit di kelopak matanya. Dia kembali membalikkan badannya Dan tak sengaja tangan mungilnya menyentuh seseorang di sebelahnya.
Setengah sadar dia segera menghambur duduk! Seorang lelaki separuh baya tanpa sehelai benangpun tertidur lelap di sisinya. Di ranjang kamarnya. Ya kamar di rumah mewah berlantai dua, tempat  biasa saling memadu cinta. Ranjang yang selalu ia gunakan berdua Dengan suami tercintanya.
Dia ketakutan, memandangi lelaki di sebelahnya yang pulas seperti telah merenggut kepuasan yang tiada tara. Semakin nelangsa saat dia dapati tubuhnya juga polos tak mengenakan apa-apa.
“Pria ini siapa? Ooh bagaimana bisa? Aku telah mengotori rumahku, kamarku dan ranjangku dengan kehadiran pria ini. Siapa dia? Wajahnya? Sama sekali aku tak mengenalnya. Lalu? Mengapa dia ada di sini?”
Kepalanya berputar, tangisnya pecah. Sesalnya menggunung! Tapi untuk apa? Semuanya sudah terlambat. Dia, laki-laki itu telah menikmati dengan rakus tiap jengkal tubuh indahnya. Tubuh yang selama ini selalu menjadi kebanggaan suaminya. Selalu membuat gairah membuncah lelaki satu-satunya yang ia sayangi.
Dia menutupi wajahnya dengan selimut, membenamkan ke bantal dan menangis sejadi-jadinya. Tanpa ia sadar lelaki di sebelahnya terbangun. Tiba-tiba sepasang tangan perkasa itu memeluknya. Mendekapnya, membawanya bersandar ke dada lelaki itu. Dia berontak tanpa tenaga, tangisnya tumpah di dada telanjang itu. Dia terisak, lelaki itu membelai rambutnya. Tanpa kata sepatahpun pria itu seolah tahu apa yang harus diperbuatnya.
“Tenanglah! Jangan menangis. Semua akan baik-baik saja. Suamimu tidak akan marah. Toh dia juga melakukan hal yang sama”
Hatinya semakin perih, teriris mengingat kebejatan yang dilakukannya. Dia menyesal. Sekuat tenaga dia mendorong lelaki itu dari atas tempat tidur. Bak seekor singa betina yang sedang mengamuk, ia melempar pakaian lelaki itu ke wajahnya. Air mata semakin deras mengucur. Dan dia mendorong pria itu keluar dari kamarnya. Dan membanting pintu dengan sangat kuat.
Dia seperti seseorang yang tengah kesetanan. Hampir setengah jam ia menangis tanpa henti, memukul-mukul bantal sekuatnya. Sesalnya tak terperi, bayangan suaminya tak sanggup lagi mampir di benaknya. Lalu ia mencoba untuk bangkit dengan segenap tenaga yang tersisa.
Ia mengingat-ingat lagi kejadian beberapa jam sebelumnya. Saat itu dia dan suaminya sedang asyik bercanda di ruang TV. Malam yang indah yang dilaluinya bersama suaminya. Kemesraan mereka tiba-tiba terhenti saat seseorang datang bertamu ke rumahnya.
Haris! Ya Haris teman sekantor suaminya. Dia tidak terlalu mengenal lelaki itu, karena mereka belum pernah bertemu sebelumnya. Tetapi beberapa kali suaminya pernah menyebut nama itu. Suaaminya memperkenalkan Haris, seorang sahabat yang baik. Lalu mereka bertiga  terlibat dalam pembicaraan santai layaknya sebuah keluarga.
Jarum jam terus berputar, candaan di ruang tamu itu masih terus berlangsung.Wanita itu juga ingat ketika dia menyuguhkan minuman panas untuk tamunya dan juga untuk suami dan untuk dirinya. Dia juga seolah masih mendengar canda dan tawa bahagia. Dan setelahnya dia tidak ingat apa-apa lagi. Sampai dia menemukan dirinya satu ranjang di kamar bersama lelaki itu.
“Mas Tomi! Dimana kamu?” dia mulai mencoba berpikir waras. Harusnya suaminya ada, ia berlari ke luar kamar, sambil terus berteriak mencari tahu dimana suaminya. Dia tidak menemukannya. Dalam keadaan panik itu ponselnya berdering, suara pesan masuk terdengar, ia segera menyambar HP yang tergeletak di atas meja dan membuka inboxnya.
Tya sayang,
Trimakasih untuk malamnya yang indah!, kamu wanita yang cantik dan menggairahkan. Sungguh aku bingung mengapa suamimu mau menjualmu kepadaku. Walaupun hanya semalam, akan kukatakan aku tergoda, ingin menikmatinya. Kau tahu Tya, ingin aku membangunkanmu, mengajakmu bergumul dalam gairah yang membara. Tapi bukan dengan cara seperti itu.
Percayalah aku tidak melakukan apapun padamu. Meskipun aku harus berjuang keras membunuh geloraku yang mendesak. Kepolasan wajahmu tak mampu untuk ku melakukannya, aku seperti kehilangan keperkasaanku. Tiba-tiba aku menjadi sangat berdosa jika harus menidurimu.
Kini aku menginginkanmu, bukan sebagai simpanan yang kubeli dari suamimu. Tapi sebagai kekasih yang mencintaimu. Kukatakan ini kepadamu, agar kau sedikit lega. Kita belum melakukannya. Percayalah padaku“
Salam Haris
Tya terhenyak, air matanya kembali mengalir. Dia membanting ponselnya, ia menangis. Kali ini hatinya terkoyak. Lukanya dalam, menyakitkan “Mas Tomi! Kenapa? Apa salahku?”
/[ 0 komentar Untuk Artikel LAKI-LAKI LAIN DI RANJANG]\

Posting Komentar